Nama : Arum Kusuma Wardani
Kelas : 1 IA 12
NPM : 51411207
Menyontek
itu memiliki arti mencontoh atau melihat jawaban dari teman, internet atau dari
kebetan ( istilah contekan ) yang sebenarnya tidak diperbolehkan dalam
mengikuti ujian khususnya ujian dengan peraturan tutup buku. Mencontek pasti
sudah tidak asing lagi untuk pendengaran kita, khususnya seorang pelajar.
Setiap orang pasti berkeinginann untuk mendapatkan nilai yang baik di setiap
pelajarannya,dalam mengisi rapot, ipk atau nilai sertifikat . Sebenarnya
Menyontek itu adalah sebuah masalah atau bukan ? tergantung dari mana sudut
pandang anda. Kalau dilihat dari sudut pandang si pembuat soal, tentu saja
guru, dosen, atau tim pengawas mengadakan ujian untuk mengetahui seberapa besar
ilmu yang sudah diserap oleh siswa atau mahasiswa nya, dan untuk mengetahui
seberapakah keseriusan dari siswa nya, apakah ilmu yang diberikan terlalu cepat
diberikan atau bagaimana, Tapi jika kita lihat dari sudut pandang Siswa, adanya
ujian itu mengharuskan mereka untuk mendapat nilai yang baik, jika tidak mereka
akan diberikan nilai yang jelek di akhir ujian nanti, padahal mungkin
penyampaian guru yang kurang dimengerti, kecepatan dalam mengajarar atau memang
kemalasan siswa menjadi factor yang mempengaruhi nilai tersebut. Dengan begitu
muncul lah budaya yang ‘buruk’ yaitu mencontek. Siswa menghalalkan banyak cara
baik atau tidak baik guna meningkatkan atau membuat nilai ujian mereka baik.
Mau tidak mau, budaya mencontek kini sudah merebah kemana – mana, tidak hanya
siswa yang duduk di Sekolah Formal, tetapi siswa yang duduk di kelas non formal
juga sering melakukan hal yang sama , tujuannya sama yaitu mendapatkan nilai
yang baik dan maksimal, entah sebenarnya itu bisa dipertanggungjawabkan atau
tidak. Ada lagi hal yang membuat budaya Mencontek ini makin tidak di tabu kan,
yaitu adanya Ujian Nasional. Mereka yang sebenarnya berprestasi di Sekolah
sejak kelas awal hingga akhir bisa saja tidak lulus Ujian Nasional, dikarenakan
berbagai factor , mungkin Setres karna berfikir ini adalah hidup dan mati
mereka, mungkin nervous karna mengetahui Ujian Nasional adalah ujung tombak
dari akademik mereka. Kedua Faktor ini sangat berpengaruh demi kelangsungan
jalannya Ujian Nasional, bisa saja mereka menjadi berkeringat dingin yang
mengakibatkan semua hafalan mereka menjadi hilang atau biasa disebut dengan ‘nge-blank’.
Pemikiran siswa untuk mengatasi kejadian seperti itu adalah dengan membuat
contekan, dengan begitu mereka merasa aman karna ada ‘back-up’an , dan biasanya
pengawas saat Ujian Nasional juga menghalalkan mereka untuk berbuat seperti itu.
Ini lah Budaya di Indonesia, yang sudah tidak bisa dipertanggung jawabkan lagi
kejujurannya. Budaya yang semula terlihat bernilai positif ternyata bisa juga
berubah menjadi negative, karna Budaya mencontek itu diterima di Lingkungan
Masyarakat Indonesia. Oleh karna itu sebaiknya kita dapat memilih mana budaya
yang sekiranya cocok dan mana Budaya yang sekiranya tidak cocok dengan ‘Life-Style’
di Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar