Tampilkan postingan dengan label Tugas. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tugas. Tampilkan semua postingan

Selasa, 18 Maret 2014

Review : METRO Group Future Store Initiative

This video is contain about the technology that will make people easier and increasing the device efficiency. The people will never forget to buy some groceries that is needed at home. People will figure and manage the groceries that running out of stock in the fridge. Even when we have arrived in the store, In this case we called it Future Store, we will never need papers for writing all shopping list again, because in this video the customer using the Future Card that can synchronizing the shopping list and the identity of its owner. There are the technologies that showed in the video of Future Store Initiative.

Smart Fridge and Smart Wine Fridge signal
This fridge can scan and save the list of the groceries that running out of stock. I think it will be usefull for the future, because some people usually forget to take down the shopping list and just try to remember groceries needed.

Smart Washing Machine
This Smart WashingMachine will scan all of your type clothes, and it will give you an alert if something deviated, for this case the user put the red sock in this machine, whereas in that machine there are only white clothes.

Electronic Shopping list and Future Card
The Future Card will save the groceries that needed and it will become a list automatically, you will never need a paper to take down your shopping list.

Smart Shelves
The shelves are not too smart, because the shelves still need an employee to add the goods that running out of stock. Maybe for the full Smart Shelves, the shelves have to add the goods by itself.

Smart Information Terminal
This terminal will helping the people to get information, such as recipe, or  information about discount items, and the customers can see the location of the items.

Advertising display
Advertisement in the shelves is very interesting, I think that advertisement display will make customer find that item easier.

Smart Trolley
This trolley is not only able to carry the customer’s goods but also scan what kind of the goods that would put in the trolley by customer automatically and in the screen that related with this trolley will show name, and the price of the items. The customer can check any items that have been taken.

Smart Dressing Room
The customer just have to hang the clothes they want to try, The Smart Dressing Room will scan the model of that clothes, and also the customer’s body. Without having to try these clothes, the customers can see whether the clothes suitable or not.

Smart Mirror
The customer’s face will be photographed and then they can choose the make up that looks fit with them. The customers can also print their photo.

Future Payments Process
When the trolley through the gate, the gate will scaning all of goods in the trolley and also synchronizing with the future card. The payments are also made by the card not with the cash anymore. After the payment is successful, identity that connected with the trolley will logging out and the customer can carry their groceries.

Overall, the technology that was planned by METRO Group is very interesting, and very usefull for the people, that technology will helping the people to buy the groceries needed or buy another goods in the future store. The most of the technology in this video using RFID that automatically identifying and tracking tags attached to objects.

Thank you for Dr. Dewi Agushinta and METRO Group.

Rabu, 18 Juli 2012

Pentingnya Menjaga Kebudayaan


Negara Indonesia adalah negara kultural, yang artinya ditempati atau diduduki oleh masyarakat(rakyat) yang memiliki bermacam-macam kebudayaan. Patut disyukuri, karena walaupun Indonesia di huni oleh beranekaragam budaya, Indonesia masih tetap bisa bertahan sebagai negara yang utuh. Itu semua di karenakan adanya falsafah Indonesia yang disebut Pancasila. Dimana dalam sila ketiga telah disebutkan, yang berbunyi “Persatuan Indonesia”.
Disamping Pancasila, Sumpah Pemuda pun menjadi alat untuk pemersatu bangsa Indonesia. Pentingnya mempertahankan budaya yang ada di Indonesia, karena mulai masuknya budaya-budaya asing yang masuk ke Indonesia. Kurangnya filterisasi terhadap budaya asing yang masuk ke Indonesia membuat budaya yang ada di Indonesia mulai luntur.
Sebagai contoh yang kongkrit, bila ada hari-hari besar di Indonesia masyarakat sekarang umumnya memperingati dengan cara hura-hura/meminum-minuman keras. Kurangnya kesadaran dan tidak adanya filterisasi menjadi ancaman yang serius untuk kebudayaan di Indonesia. Tak hanya itu, lunturnya kebudayaan di Indonesia disebabkan oleh arus globalisasi yang sangat cepat, dimulai dari tekhnologi, hingga bahasa pun menjadi korban. Kita lihat saja, jarang sekali anak-anak sekarang yang bermain-permainan daerah, yang meraka tahu hanya playstation(PS). Itu contoh yang sangat buruk bagi Indonesia.
Bukan hanya itu banyaknya kebudayaan Indonesia yang diclaim oleh negara lain pun menjadi ancaman yang sangat serius bagi bangsa Indonesia, kurang proteksi dan jarangnya ditampilkan suatu kebudayaan, tersebutlah yang menyebabkan Indonesia telah kehilangan banyak budaya atau di claim oleh negara lain.
Akan tetapi sungguh tidak etis bila kita hanya membicarakan pengaruh-pengaruh yang dapat melunturkan kebudayaan di Indonesia. Kita selaku bangsa dan rakyat Indonesia seharusnya pun sadar, akan pentingnya bentuk suatu kebudayaan. Bukan hanya memahami, akan tetapi mulai dari sekarang mencoba untuk tetap melestarikan kebudayaan-kebudayaan yang ada di Indonesia. Selain itu, harus ditingkatkannya rasa nasionalisme untuk negara Indonesia.
Jangan sampai, kejadian-kejadian yang telah dapat melunturkan kebudayaan terjadi kembali di masa yang akan datang. Jangan pula anak cucu kita, tidak tahu apa itu wayang golek,wayang kulit, tari-tari tradisional, alat musik tradisional. Oleh karena itu, mulailah dari sekarang untuk meningkatkan rasa kebangsaan, dan nasionalisme, agar kita dapat mempertahankan kebudayaan

Minggu, 17 Juni 2012

Budaya yang Menghilang


Nama : Arum Kusuma Wardani
Kelas : 1IA12

Kebudayaan adalah icon, atau ciri khas dari suatu bangsa (Jati diri suatu bangsa). Budaya mempunyai nilai yang sangat penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama dan perilaku dari bangsa tersebut. Setiap suku atau bangsa di dunia mempunyai batas – batasan atau perilaku yang diakuinya terpuji, mulai dari bahasa, cara berpakaian, cara berbicara, cara berfikir, dan perilaku lainnya. Pada artikel kali ini saya akan membahas tentang apa saja kebudayaan yang kian kemari kian menghilang.

      1.       Cium Tangan kepada Orang Tua
Hal yang dianggap kecil atau sepele, yang di abaikan oleh anak – anak jaman sekarang. Perilaku ini adalah sebagai cara untuk menanamkan rasa cinta kasih orang tua kepada kita, Cium tangan juga sebagai tanda hormat dan terima kasih kita kepada orang tua. Setiap kita mencium tangan orang tua , maka dengan begitu restu di setiap langkah dari orang tua juga mewarnai hari kita. Apakah perilaku ini patut di dibiarkan hilang?

      2.       Penggunaan tangan kanan
Budaya di Indonesia sejak dulu adalah terbiasa berjabat tangan , memberikan barang, atau makan menggunakan tangan kanan. Sejak kecil anak – anak di Indonesia di didik dan di ajari bahwa tangan kanan adalah tangan yang lebih sopan dari dapa tangan kiri, Tapi sekarang sekarang ini, anak muda lebih tidak memikirkan dengan apa mereka memberikan barang dan dengan siapa mereka memberikan barang itu, dengan sengaja atau tidak sengaja menggunakan tangan kiri, untuk memberika barang kepada orang lain. Kecuali bagi orang yang kidal.

      3.       Senyum dan Sapaan
Dulu citra bangsa negara Indonesia identik dengan ramah tamah dan murah senyum, dengan beramah tamah maka akan menambah keakraban dengan individu individu yang berada di sekitar kita. Murah senyum juga dapat menguntungkan bagi diri kita sendiri, menghilangkan setres dan senyum adalah ibadah.

      4.       Musyawarah
Budaya yang satu ini sudah jarang kita temui khususnya di kota – kota besar , misalnya Jakarta. Sebagian besar penduduk di kota besar menomor satukan ego nya masing – masing, guna memarekan hal – hal yang tidak begitu penting, ingin menjadi pemimpin dari suatu kelompok atau bahkan main hakim sendiri. Mereka saling menjatuhkan satu sama lain, tidak mau kalah dalam soal pendapat dan hal – hal lainnya. Berbeda sekali di daerah pedesaan yang masih menggunakan budaya Musyawarah ini, mereka hidup lebih tentram , lebih nyaman dan saling percaya , tidak ada yang saling menyikut atau menjatuhkan individu yang lainnya. Semua perbedaan di selesaikan dengan cara Musyawarah yang mufakat.

      5.       Gotong Royong
Di perumahan – perumahan, gotong royong sudah sangat hilang, mereka berfikir dengan membayar seseorang maka permasalah lingkungan disekitarnya dapat terselesaikan tanpa waktu yang terbuang sia – sia. Sebenarnya jalan pikir itu adalah jalan pikiran orang budaya barat, yang serba individual. Mereka merasa bisa menanganinya sendiri tanpa harus mengerjakan bersama – sama dengan tetangga tetangga atau dengan penduduk sekitarnya. Mereka juga acuh terhadap keadaan di sekelilingnya, tidak mau tahu dengan permasalahan atau kesulitan yang di hadapi oleh orang – orang di sekitarnya. Oleh karena itu tanamkan lah pada diri kita untuk peduli dengan ikhlas kepada orang – orang di sekeliling kita.

Itu lah beberapa budaya yang mulai hilang karna adanya globalisasi atau pengaruh – pengaruh yang kurang baik. Budaya – budaya ini mencerminkan jati diri Indonesia sebagai negara yang baik, maka Lestarikanlah Budaya ini.

http://www.gunadarma.ac.id

Referensi :
http://www.beritaunik.net/entertainment/5-kebudayaan-indonesia-yang-mulai-hilang.html

Jumat, 04 Mei 2012

Budaya sebagai Jati Diri Bangsa yang Terlupakan


Nama : Arum Kusuma Wardani
NPM : 51411207
Kelas : 1 IA 12

Budaya merupakan pola kehidupan yang dimiliki oleh kelompok atau gruo yang memiliki peranan penting sebagai jati diri kelompok tersebut yang menjadi factor pembeda dengan budaya yang lain. Dewasa ini, budaya yang dimiliki Indonesia telah semakin di tinggakan oleh masyarakat luas, hanya sebagian kecil orang yang memiliki kepedulian akan budaya saja yang hingga kini tetap melestarikannya. Generasi muda sekarang yang seharusnya jadi generasi penerus bangsa yang tetap melestarikan budaya – budaya yang ada di Indonesia malah jadi melupakan budaya yang mereka anggap sudah kuno dan bukannya zamannya lagi. Kemudian, yang lebih parahnya lagi generasi muda ini lebih memilih dan menyukai budaya bangsa lain dan terlihat ingin melestarikannya di bandingkan dengan budaya sendiri.
Padahal, banyak sekali kebudayaan yang sangat unik dan menarik dari Indonesia. Sebagai negara kepulauan dengan banyak provinsi dari Sabang hingga Merauke, negara tercinta Indonesia patut bangga dengan keanekaragaman seni dan budaya yang tersebar di setiap daerah dan provinsi. Tapi anehnya, sebagai anak bangsa kadang kita ingin mengetahui dan kadang melupakan kebudayaan sendiri, sementara orang luar negeri malah tertarik dengan kebudayaan Indonesia yang unik, menarik, dan khas. Bahkan sebagian budaya Negara tercinta kita di klaim oleh negara lain, mulai dari Reog Ponorogo, Batik, Makanan Rendang, hingga lagu Rasa Sayange. Sebenarnya jika kita lebih bisa mencintai dan mengenal Indonesia lebih dekat lagi maka tidak akan terjadi hal seperti ini dan Indonesia adalah negara yang kaya akan buaya dan keanekaragaman flora dan fauna serta hasil tambang dan hasil alam yang berlimpah.
Harusnya generasi muda yang meneruskan budaya yang sudah mulai terlupakan Namun para pemuda cenderung mencintai budaya negeri lain yang tak selalu membawa dampak positif bagi kita. Free Sex, dugem, merupakan kegiatan – kegiatan yang paling di senangi pemuda kita saat ini, padahal di sekeliling kegiatan itu, ada lembah = lembah hitam yang bisa saja pemuda – pemuda terjerumus.
Sayangnya ketika ada segelintir pemuda yang mencoba mempelajari budaya kita sendiri, teman temannya malah menjerumuskan mereka pada hal yang buruk. Banyak alasan untuk membuat mereka berhenti mencintai negara kita sendiri. Sebenarnya masih banyak budaya di Indonesia dan sebagai warga negara Indonesia kita harus menjaga kebudayaan Indonesia. Namun saat ini mereka tidak sadar apa yang mereka perebutkan, kita ini sebenarnya masih punya itu semua, hanya saja tidak dimanfaatkan dengan baik, dan ketika dimanfaatkan dengan baik oleh orang lain kita tidak terima.
Mungkin jika di ibaratkan kita tak ubahnya anak kecil dengan banyak mainan, kita tak sadar betapa banyak mainan kita sehingga terlupakan dan ketika salah satu mainan kita diambil anak lain, kita marah – marah memperebutkan mainan itu walaupun nantinya mainan itu tak dimainkan lagi,
Lagi – lagi ini semua erat kaitannya dengan jiwa nasionalisme yang dimiliki oleh masyarakat. Semakin berkembangnya zaman yang diiringi dengan teknologi yang juga semakin canggih, masyarakat harus memiliki jiwa dan rasa nasionalime yang tinggi yang tertanam di dalam diri mereka. Rasa nasionalisme inilah yang nantinya menjadi benteng dan penyaring di dalam kehidupan yang mereka jalani agar mereka dapat mencegah masuknya ancaman dan gangguan yang dapat merusak budaya yang telah dimiliki sejak lama dan dengan rasa yang kuat ini pula masyarakat dapat terus melanjutkan pelestarian budaya – budaya yang ada sehingga budaya Indonesia dapat tetap di teruskan ke generasi berikutnya.
Oleh karena itu, cintailah negeri kita dan bangkitanlah rasa jiwa nasionalisme yang tinggi di dalam diri kita, kelak Indonesia akan berubah menuju Negara yang lebih baik, lebih maju jika kita semua warga Negara Indonesia mencintai Negara Indonesia tercinta kita ini, dapat menghargai budaya – budaya dan melestarikanya serta bisa memanfaatkannya dan memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh bangsa ini membuat Indonesia bersinar.

Referensi
1.      wordpress.com.(2007). nasib-budaya-yang-terlupakan.[online] 
Available from : http://r12k.wordpress.com/2007/12/10/nasib-budaya-yang-terlupakan/.[Accesead at : 3 May 2012]

2.      fahmi-moechtar.blogspot.com.(2011).Hentikan Klaim.[online]
Available from :
http://fahmi-moechtar.blogspot.com/.[Accesead at : 3 May 2012]

3.      naufalfakhriadi.blogspot.com.(2011). kemanakah-rasa-nasionalisme-remaja-di.[online] Available from :http://naufalfakhriadi.blogspot.com/2011/11/kemanakah-rasa-nasionalisme-remaja-di.html. [Accesead at : 3 May 2012]

Selasa, 01 Mei 2012

Budaya Ramah Tamah yang Memudar


Nama : Arum Kusuma wardani
NPM : 51411207
Kelas : 1IA12
Sikap dan perilaku masyarakat Indonesia yang sejak dulu sudah menjadi sebuah kebudayaan, salah satunya adalah sikap yang ramah tamah dan rukun dalam hidup sesama beragamanya. Pasti kita bangga sebagai bagian dari Bangsa Indonesia merasa bangga dengan budaya yang sudah men-Cap negeri kita ini, bahkan dulu negeri kita ini sempat menduduki peringkat pertama dalam poling seven Country dalam bidang ramah tamah., dan juga masyarakat Indonesia di era milenium ini sudah di turunkan sebuah budaya atau tradisi bergotong royong, norma sopan santun dan Tata karma, Budaya ini membuat kita saling bersilahturahmi terhadap tetangga, peduli akan kesusahan satu sama lain dan bersikap menghormati orang yang berada disekitar kita, baik yang lebih tua maupun yang lebih muda .Tapi sekarang, semuanya seperti berputar nyaris 180 derajat. Benar – benar Globalisai merubah seluruh sudut pandang orang – orang di Indonesia. Budaya di Indonesia masuk dan keluar sesuai dengan sikap sikap di Indonesia yang berubah – ubah, sampai Cap ramah tamah dan rukun dalam hidup sesama beragama menjadi hilang atau luntur, hanya segelintir orang yang masih menerima dan meneruskan budaya itu. Sekarang jika kita berada di lingkungan yang asing ( kota – kota besar ), misalkan saja kita mencari sebuah alamat di tempat yang tidak kita kenal (mislanya Jakarta), dan kita ingin bertanya kepada orang lain tentang alamat yang ingin kita tuju, ternyata yang kita jumpai tak selalu hal yang sesuai dengan keinginan kita, Bahkan tak jarang yang kita temui adalah orang – orang yang kita tidak kenal yang dengan sengaja memebrikan instruksi yang asal menunjukan arah kepada kita dan pada intinya kita disesatkan . Sungguh ironis budaya di Indonesia ini, Orang – orang yang memberikan instruksi asal itu pasti berfikiran bahwa tidak penting untuk memberitahukan alamat itu kepada irang lain, mereka hanya berfikir untuk diri mereka sendiri, acuh terhadap orang lain, dan jiwa Individu yang sudah mendarah daging dan lambat laun menjadi sebuah kebudayaan yang baru. Padahal jika mereka dapat berfikir kearah keyakinan mereka seperti yang di-Cap kan pada bangsa kita dahulu, mereka pasti tidak akan berfikiran terlalu individu, karna pada dasarnya Tuhan mengetahui apa yang telah kita lakukan, sekalipun tidak ada manusia atau makhluk hidup yang menjadi saksi akan kebaikan atau keburukan kita. Kini budaya asing yang melupakan tradisi, adat, sampai melupakan keyakinan atau agama mereka sudah sampai di negeri kita yang tercinta ini. Budaya – budaya buruk memang lebih mudah untuk tersosialisai dari pada budaya yang baik, Seharusnya Sikap perhatian kepada sesama makhluk hidup jangan sampai putus, mereka harus berfikiran bagaimana jika mereka berada di posisi yang terpuruk dan membutuhkan bantuan orang lain. Sikap yang menjadi kebudayaan ini, jika positif harus terus di pupuk sampai anak cucu, sehingga tidak kehilangan identitas dari bangsa sendiri, jika sekiranya berlawanan dengan norma – norma, adat dan pikiran kita langsung saja ditolak dan tidak mencoba, karna akan berdampak yang berkepanjangan seperti hilangnya cap ramah tamah di Indonesia ini.

Senin, 30 April 2012

Budaya Mencontek


Nama : Arum Kusuma Wardani
Kelas : 1 IA 12
NPM  : 51411207

Menyontek itu memiliki arti mencontoh atau melihat jawaban dari teman, internet atau dari kebetan ( istilah contekan ) yang sebenarnya tidak diperbolehkan dalam mengikuti ujian khususnya ujian dengan peraturan tutup buku. Mencontek pasti sudah tidak asing lagi untuk pendengaran kita, khususnya seorang pelajar. Setiap orang pasti berkeinginann untuk mendapatkan nilai yang baik di setiap pelajarannya,dalam mengisi rapot, ipk atau nilai sertifikat . Sebenarnya Menyontek itu adalah sebuah masalah atau bukan ? tergantung dari mana sudut pandang anda. Kalau dilihat dari sudut pandang si pembuat soal, tentu saja guru, dosen, atau tim pengawas mengadakan ujian untuk mengetahui seberapa besar ilmu yang sudah diserap oleh siswa atau mahasiswa nya, dan untuk mengetahui seberapakah keseriusan dari siswa nya, apakah ilmu yang diberikan terlalu cepat diberikan atau bagaimana, Tapi jika kita lihat dari sudut pandang Siswa, adanya ujian itu mengharuskan mereka untuk mendapat nilai yang baik, jika tidak mereka akan diberikan nilai yang jelek di akhir ujian nanti, padahal mungkin penyampaian guru yang kurang dimengerti, kecepatan dalam mengajarar atau memang kemalasan siswa menjadi factor yang mempengaruhi nilai tersebut. Dengan begitu muncul lah budaya yang ‘buruk’ yaitu mencontek. Siswa menghalalkan banyak cara baik atau tidak baik guna meningkatkan atau membuat nilai ujian mereka baik. Mau tidak mau, budaya mencontek kini sudah merebah kemana – mana, tidak hanya siswa yang duduk di Sekolah Formal, tetapi siswa yang duduk di kelas non formal juga sering melakukan hal yang sama , tujuannya sama yaitu mendapatkan nilai yang baik dan maksimal, entah sebenarnya itu bisa dipertanggungjawabkan atau tidak. Ada lagi hal yang membuat budaya Mencontek ini makin tidak di tabu kan, yaitu adanya Ujian Nasional. Mereka yang sebenarnya berprestasi di Sekolah sejak kelas awal hingga akhir bisa saja tidak lulus Ujian Nasional, dikarenakan berbagai factor , mungkin Setres karna berfikir ini adalah hidup dan mati mereka, mungkin nervous karna mengetahui Ujian Nasional adalah ujung tombak dari akademik mereka. Kedua Faktor ini sangat berpengaruh demi kelangsungan jalannya Ujian Nasional, bisa saja mereka menjadi berkeringat dingin yang mengakibatkan semua hafalan mereka menjadi hilang atau biasa disebut dengan ‘nge-blank’. Pemikiran siswa untuk mengatasi kejadian seperti itu adalah dengan membuat contekan, dengan begitu mereka merasa aman karna ada ‘back-up’an , dan biasanya pengawas saat Ujian Nasional juga menghalalkan mereka untuk berbuat seperti itu. Ini lah Budaya di Indonesia, yang sudah tidak bisa dipertanggung jawabkan lagi kejujurannya. Budaya yang semula terlihat bernilai positif ternyata bisa juga berubah menjadi negative, karna Budaya mencontek itu diterima di Lingkungan Masyarakat Indonesia. Oleh karna itu sebaiknya kita dapat memilih mana budaya yang sekiranya cocok dan mana Budaya yang sekiranya tidak cocok dengan ‘Life-Style’ di Indonesia.

Sabtu, 21 April 2012

Globalisasi dan Budaya


Nama : Arum Kusuma Wardani
NPM : 51411207
Kelas : 1 IA 12

Dalam definisi globalisasi menurut beberapa ahli, salah satunya adalah Jan Aart Scholte mengatakan globalisasi adalah: ”serangkaian proses dimana relasi sosial menjadi relatif terlepas dari wilayah geografis”. Sementara bila mana melihat definisi budaya diatas, maka bisa diartikan bahwa globalisasi budaya adalah : ”serangkaian proses dimana relasi akal dan budi manusia relatif terlepas dari wilayah geografis”. Sementara itu dalam pandangan hiperglobalis mereka berpendapat tentang definisi globalisasi budaya adalah: “homogenization of the wold under the uauspices of American popular culture or Western consumerism in general “. Ini berarti bahwa globalisasi budaya adalah proses homogenisasi dunia dibawah bantuan budaya popular Amerika atau paham komsumsi budaya barat pada umumnya.
Budaya di dunia ini bila dilihat secara garis besar sebenarnya memiliki dua kubu, kubu yang pertama adalah kubu Timur, negara – negara yang menganut budaya timur adalah negara – negara dari benua Asia seperti Malaysia, India, Vietnam, Arab, Singapore, Afganistan dan masih banyak lagi. Indonesia juga termasuk ke dalam negara yang menganut budaya Timur. Budaya timur pada umumnya adalah malu untuk melanggar hal – hal yang dianggap tabu, karna berfikir akan melanggar estetika. Budaya Timur terkenal dengan keterbukaanya, keagamaannya , kearifan serta tingkat kepedulian atau social yang tinggi terhadap sesama. Sedangka budaya yang lainnya adalah Budaya barat, atau westernest budaya ini di anut oleh bangsa Amerika, Yunani, Brazil, Rusia, China, Polandia, Italia, Spanyol, Meksiko dan masih banyak lagi negara lainnya. Mereka mempunyai sikap sikap yang sangat dekat dengan pergaulan yang bersifat negative, sangat berkebalikan dengan Budaya bangsa timur. Mereka melupakan nilai estetika, nilai – nilai ketuhanan , serta berfikir sangat individualism. Cara berpakaiannya pun sangat berlawanan dengan Budaya timur yang tertutup.
Penyebaran Budaya – budaya barat ini sangat cepat menjalar ke Negara – negara yang menganut Budaya Timur, itu disebabkan oleh adanya globalisasi, semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, dan banyak penemuan – penemuan dalam bidang telekomunikasi yang dapat mempercepat penyampaian informasi dari segala penjuru. Dalam era ini semua batasan – batasan yang ada antara negara – negara menjadi hilang, dunia akan dapat mengetahui dengan cepat masalah – masalah yang timbul dari suatu negara. Budaya – budaya yang sekiranya cocok atau pas dengan pemiliknya akan diterima dengan mudah dan budaya yang sekiranya tidak cocok akan ditolak. Cocok atau tidaknya suatu budaya dengan pemiliknya adalah beragam, setiap pemilik kebudayaan memiliki penilaiannya masing – masing . Perbedaan pendapat itu membuat aka nada kubu dengan budaya yang menyimpang dan kubu lain dengan budaya yang tidak menyimpang dengan etika dan norma – norma yang ada di dunia ini.

Namun ada pula unsur-unsur kebudayaan asing yang sulit diterima adalah misalnya :
a. Unsur-unsur yang menyangkut sistem kepercayaan seperti ideologi, falsafah hidup dan lain-lain.
b. Unsur-unsur yang dipelajari pada taraf pertama proses sosialisasi. Contoh yang paling mudah adalah soal makanan pokok suatu masyarakat.
c. Pada umumnya generasi muda dianggap sebagai individu-individu yang cepat menerima unsur-unsur kebudayaan asing yang masuk melalui proses akulturasi. Sebaliknya generasi tua, dianggap sebagai orang-orang kolot yang sukar menerima unsur baru.
d. Suatu masyarakat yang terkena proses akulturasi, selalu ada kelompok-kelompok individu yang sukar sekali atau bahkan tak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan- perubahan yang terjadi.
Kesimpulan dari artikel ini adalah bahwa dengan adanya globalisasi yang mempengaruhi pertukaran informasi dan saling mencampuri satu budaya dengan budaya yang lain. Semakin luasnya budaya Timur yang menyimpang ke berbagai belahan dunia. Terpengaruhnya suatu budaya dengan budaya lain, kembali lagi kepada si pemilik dari budaya tersebut. Mereka ingin menggantikan, memodifikasi, atau menghapus budaya tersebut dengan budaya yang baru atau tidak.


Referensi :

Budaya Politik


Nama : Arum Kusuma Wardani
NPM : 51411207
Kelas : 1 IA 12

Menurut G. A. Almond dan S. Verba : Sikap orientasi warga negara terhadap sistem politik dan aneka ragam bagiannya, dan sikap terhadap peranan warga negara di dalam sistem itu.
Menurut Mochtar Masoed dan Colin MacAndrews : Sikap dan orientasi warga suatu negara terhadap kehidupan pemerintahan negara dan politiknya.
Menurut Almond dan Powell : Suatu konsep yang terdiri dari sikap, keyakinan, nilai - nilai dan ketrampilan yang sedang berlaku bagi seluruh anggota masyarakat, termasuk pola - pola kecenderungan khusus serta pola - pola kebiasaan yang terdapat pada kelompok - kelompok dalam masyarakat.
Budaya Politik yang terlihat di Indonesia saat ini adalah, Untuk dipilih oleh rakyat mereka berusaha mencari perhatian seluruh rakyat Indonesia dengan memberikan sumbangan secara terang – terangan, memberikan pelayanan yang sengaja diliput media agar terlihat, menutarakan banyak janji – janji yang entah akan di lakukan atau ditak ketika mereka bersanding sebagai bagian dari kepemerintahan di Indonesia. Berbuat curang, entah bagaimana caranya sehingga bisa saja meraka yang tiba – tiba menang atas hak suara di suatu bagian tertentu.
Dan nantinya ketika mereka menjadi suatu bagian tertentu itu, belum tentu mereka menjalankan janji janji mereka, bahkan sikap mereka berubah seratus delapan puluh derajat dengan sikap mereka sebelum naik menjadi bagian yang mereka inginkan. Mereka langsung menjadi pribadi atau segerombolan orang yang tidak pernah melihat bagaimana nasih dari bawahannya, mereka mementingkan kepentingannya sendiri, hinggal rakyat menyesal telah memberikan suaranya kepada individu yang satu itu.
Indonesia menganut budaya politik yang bersifat parokial-kaula di satu pihak dan budaya politik partisipan di pihak lain. Sikap ikatan primodalisme masih sangat mengakar dalam masyarakat Indonesia. Masih kuatnya paternalisme dalam budaya politik Indonesia. Pada kenyataannya budaya politik di Indonesia adalah politik jual beli, atau biasa di sebut dengan Money Politic. Tujuan yang pada awalnya diperuntuk untuk kepentingan umum ( rakyat dalam hal ini ) menjadi kepentingan grup atau yang lebih parahnya untuk kepentingan pribadi. Mereka mengambil hak – hak rakyat yang dikumpul kan dalam bentuk uang dan digunakan untuk dirinya sendiri.Pengambilan keputusan dan kebijakan tidak lagi dipertimbangkan dari pandangan kondisi rakyat yang ada di lapangan ( di kenyataannya ), tetapi pertimbangan kebijakan – kebijakan ini selalu berdasarkan keuntungan atau kerugian bagi suatu kelompok tertentu yang memiliki tujuan untuk menimbun kekayaan melalui posisi jabatan yang mereka miliki. 

Referensi :
kusdiyono.files.wordpress.com/2010/09/budaya-politik-utk-print.ppt

Senin, 02 April 2012

Kebudayaan Merokok



Kebudayaan merupakan sikap sikap yang diterima oleh masyarakat sekitar. Jika menjadi suatu kebudayaan maka, sudah pasti kebudayaan itu sesuai dengan motto atau jalan pikiran dari masyarakat yang menganut kebudayaan tersebut. Untuk pembahasan kali ini saya akan meneropong kepada sikap yang sangat terlihat dan sering terlihat di sekeliling kita, yaitu kebudayaan merokok.
Saya adalah mahasiswa yang terlahir dari keluarga yang tidak mengkonsumsi rokok, oleh karna itu saya tidak terbiasa dengan menghirup asap rokok. Entah mengapa budaya merokok ini sudah merajalela di berbagai lapisan masyarakat Indonesia. Laki – laki maupun perempuan, dari Orang kaya sampai orang miskin, dari Tua sampai yang muda. Yang saya yakini, mereka yang merokok, berarti budaya merokok itu cocok dengan jalan pikirannya. Banyak alasan mengapa orang tersebut merokok, yang saya temui orang yang merokok disebabkan oleh depresi, mereka berfikir bahwa dengan merokok mereka merasa tenang, padahal nantinya mereka akan mengalami ketagihan akan rokok tersebut, lalu kebudayaan merokok sangat erat dengan ‘Gaya’, mereka menganggap dengan merokok mereka akan lebih mudah untuk bergaul, terlihat gaya dan tidak cupu. Padahal tidak ada hubungannya gaul, atau gaya dengan merokok. Bahkan itu sangat tidak sehat untuk organ organ yang ada di tubuhnya. Bahkan dengan merokok, orang – orang akan lebih mementingkan untuk membeli rokok dari pada membeli makan untuk keluarganya yang sekiranya tidak bisa makan. Mereka lebih memilih untuk menjalani kebudayaan hambur dan boros membeli barang yang begitu saja hilang tanpa ada kegunaan yang bersifat primer. Dengan sikap yang boros mereka akan terdidik dengan kebudayaan konsumtif, tanpa peduli dengan penderitaan sekitarnya. Dimulai dari kebudayaan yang kurang baik maka akan menghasilkan individu yang tidak baik di kedepannya.
Kehilangan sikap mencintai ilmu budaya dasar, adalah penyebab utama dari kebudayaan buruk ini. Jalan pikiran mereka mulai melenceng seiring terlupakannya sikap – sikap asli orang timur dan mulai tergeser dengan jalan pikiran dan sikap – sikap orang barat. Kita harus merasa tidak suka, menolak keras dan tidak sefikiran dengan kebudayaan – kebudayaan luar yang sekiranya memang tidak baik untuk dikembangkan di era ini.
 Tidak seluruh sikap – sikap dan jalan pikiran orang barat itu melenceng dan tidak baik untuk diikuti. Pemikiran kritis serta pemikiran yang jauh lebih ke depan, sangat baik untuk dicontoh. 

Minggu, 25 Maret 2012

Teknik Informatika dan kebudayaan


Nama   : Arum Kusuma Wardani
NPM               : 51411207
Kelas               : 1IA12

Pola Pikir yang Berubah

Dewasa ini perkembangan ilmu teknologi sangat meningkat secara drastis, seiring di temukannya penemuan – penemuan logika, system, dan definisi yang baru dalam sebuah lingkup ‘ilmu’ . Saat ini Universitas – universitas berlomba – lomba untuk memproduksi sumber daya manusia yang di dukung atau menguasai ilmu di dalam bidang Teknik Informatika. Semakin banyak SDM (Sumber Daya Manusia) yang menguasai ilmu di bidang Teknik Informatika, maka semakin maju dan pesat ilmu teknologi yang ada.
Pola pikir dari setiap individu lambat laun akan berubah , karena adanya revolusi – revolusi teknologi yang sangan berkembang. Jika kita telusuri mulai dari hal kecil, Pada zamannya belum ditemukannya mesin hitung yang dinamakan ‘komputer’, para pelajar dan mahasiswa akan sangat membutuhkan buku sebagai pusat dan pedoman mendapatkan informasi ilmu yang diperlukannya, dan bentuk dari buku itu adalah nyata (dapat dipegang lembar perlembarnya). Kini, setelah mesin hitung atau computer itu sudah ditemukan dan hadir dalam kehidupan kita sehari-hari, kta tidak perlu lagi membawa berat – berat buku yang akan di pelajari hari itu, kita hanya tinggal membawa sebuah laptop dan semua informasi apapun dapat dibuka dengan komputer, terlebih dengan bantuan internet.
Sama seperti Internet yang merubah kebudayaan yang ada di dunia. Dulu, masyarakat yang harus terjun langsung jika ingin mengetahui hal – hal detil, kini pola pikir mereka berubah dan dengan bantuan internet, mereka dapat meng-eksplor hal - hal yang ingin diketahui secara cepat dan dengan lebih detil. Mereka dapat mengetahui apapun tanpa terbatas oleh jarak, ini adalah satu contoh dari banyak aspek teknologi yang merubah pola pikir suatu komunitas. Tidak ada gading yang tak retak, walaupun seiring berkembangnya teknologi dalam kebudayaan membawa aspek – aspek positif dan ikut merubah pola piker masyarakat tradisional menjadi pola piker masyarakat modern. Berkembangnya Teknik Informatika dalam suatu lingkungan juga menghasilkan pola piker yang kurang baik, yang pertama adalah akan timbul pola piker yang tidak mau susah, menghalalkan segala cara agar dapat menemukan hal yang dia inginkan, contohnya Software yang bersifat licence atau perlu hak cipta jika ingin mengopy nya, seharusnya untuk menggunakannya diperluhkan pembayaran dan beragam syarat untuk mendapatkannya, tapi pada kenyataannya kita dapat men-download program licence tersebut secara free atau gratis. Yang kedua adalah penyalahgunaan ilmu di bidang teknik informatika, misalnya internet, dengan adanya internet memang semua manusia bias mengakses ilmu dunia dengan sangat mudah, tapi banyak juga orang – orang tak bermoral yang menjadikan internet sebagai tempat untuk belajar sesuatu yang kurang baik, misalnya saja situs situs porno yang sangat tidak mencerminkan kebudayaan di Indonesia, tapi tetap saja orang – orang banyak yang mengaksesnya atas seizing provider masing – masing.
Jika kita telusuri satu persatu, Hubungan ilmu dengan dasar menjadi sebuah dasar dari ilmu atau ilmu dasar yang harus kita pelajari terlebih dahulu agar kita mengerti di langkah yang selanjutnya, Ilmu dasar sangat penting untuk bermacam – macam cabang ke-ilmuan, kerna tanpa dasar dari ilmu kita akan sulit untuk memahami ilmu yang kita pelajari.
Hubungan ilmu dengan informatika adalah ilmu informasi yang mempelajarai tentang cara pengumpulan, klasifikasi, manipulasi penyimpanan, pengaksesan, dan penyebarluasan informasi untuk keperluan social dan kemasyarakatan secara menyeluruh dengan kode matematika atau diselesaikan dengan logika matematika untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Hubungan budaya dengan teknik, budaya selalu berkaitan dengan kehidupan sehari – hari, misalnya saja teknik bercocok tanam masyarakat kita adalah suatu budaya yang sudah ada sejak jaman prasejarah. Teknik dan budaya merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena suatu teknik tertentu merupakan suatu budaya yang sudah pernah atau pun sering dilakukan baik itu pada zaman prasejarah ataupun sampai zaman modern seperti sekarang ini.
Hubungan budaya dengan informatika, informatika adalah informasi yang disampaikan melalu matematika.Informasi dapat berbentuk lisan maupun tertulis.Informasi merupakan suatu kebudayaan yang sudah ada sejak adanya manusia pertama di muka bumi ini. Mereka mengerti satu sama lain melalui informasi yang disampaikan. Walaupun bahasa yang mereka gunakan berbeda satu sama lainnyam tapi tetap mereka mempunyai maksud sama. Informasi ini sudah menjadi budaya yang selalu digunakan oleh orang untuk melakukan komunikasi dengan yang lainnya. Informasi yang disampaikan secara lisan jarang menggunakan cara atau metode matematis, karena informasi lisan bersifat langsung yang harus segera dilakukan tanpa banyak menunggu lagi. Sedangkan informasi yang disampaikan secara tertulis sebagian menggunakan metode matematika. Contohnya saja sms ataupun email, yang dirancang dengan menggunakan dasar matematika, agar pesan yang ingin disampaikan diterimaoleh si penerima dengan cepat dan baik. Di zaman modern ini informasi yang disampaikan dengan cara matematis sudah banyak berkeliaran. Orang – orang pada zaman ini mebutuhkan informasi yang efektif dan memiliki efisiensi yang tinggi. Karena di zaman ini orang – orang memiliki kesibukkan yang luar biasa.
Dari Penrnyataan pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa kebudayaan adalah bahan terpenting dalam pembuatan ilmu dalam teknik informatika, dan harus ada jiwa yang terbuka untuk menerima kebudayaan baru yang bersifat modern dengan sentuhan teknik informatika.

Rabu, 21 Maret 2012

ILMU BUDAYA DASAR


                Ilmu Budaya Dasar adalah suatu ilmu yang mempelajari dan menganalisa dasar-dasar dari suatu kebudayaan, atau pengetahuan tentang perilaku dasar-dasar dari manusia itu sendiri. Latar belaang ilmu budaya dasar dalam konteks budaya, negara, dan masyarakat Indonesia berkaitan dengan permasalahan seperti dampak positif dan negative dari perubahan dan pergeseran system nilai budaya, kemajuan ilmu pengetahuan dalam teknologi, keanekaragaman budaya yang tercermin dalam berbagai aspek kebudayaannya,dll.
Tujuan dari Ilmu Budaya Dasar adalah untuk mengenal lebih dalam dirinya sendiri maupun orang lain, mengenal perilaku diri sendiri maupun orang lain, untuk bekal yang penting dalam pergaulan hidup, peka dan tanggap terhadap hasil budaya manusia secara lebih mendalam, sebagai jembatan para saran yang berbeda keahliannya
Menurut Koentjaraningrat, kata budaya itu sendiri berasal dari bahasa sangsakerta “buddhayah” yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti “budi” atau akal. Jadi Koentjaraningrat, mendefinisikan budaya sebagai “daya budi” yang berupa cipta, karsa dan rasa, sedangkan kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa dan rasa itu sendiri atau secara terperinci kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
Dilain pihak Clifford Geertz mengatakan bahwa kebudayaan  merupakan sistem mengenai konsepsi-konsepsi yang diwariskan dalam bentuk simbolik, dengan cara ini manusia dapat berkomunikasi, melestarikan, dan mengembangkan pengetahuan dan sikapnya terhadap kehidupan.
Contoh penerapan Ilmu Budaya Dasar dalam kegiatan sehari – hari antara lain adalah Kepercayaan kita terhadap Tuhan, dengan menganut agama tertentu kita secara otomatis sudah diajarkan bagaimana kita harus menjaga interaksi kita terhadap tuhan dan sesama manusia. Contoh lain adalah ketika kita menemukan dompet milik seseorang yang jatuh di jalan, biasanya bila dasar kita adakan ilmu budaya dasar tidak kuat, kita akan langsung mengambil dompet itu tanpa berfikir apa dampak dari oaring yang kehilangan dompet tersebut. Tapi jika kita memiliki dasar ilmu budaya yang kuat, kita akan mengembalikanya kepada pemiliknya karena kita tahu bahwa mengambil barang milik orang lain bukannlah perbuatan yang baik. Kita akan mengembalikkan dompet tersebut secara utuh dengan melihat informasi dari tanda pengenalnya, dengan begitu kita akan benar – benar menyadari bahwa pentingnya pengetahuan yang besar dalam Ilmu Budaya Dasar.


Referensi :

Sabtu, 19 November 2011

Kebudayaan dan Pemiliknya


Menurut Koentjaraningrat, kata budaya berasal dari bahasa sangsakerta “buddhayah” yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti “budi” atau akal. Jadi Koentjaraningrat, mendefinisikan budaya sebagai “daya budi” yang berupa cipta, karsa dan rasa, sedangkan kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa dan rasa itu sendiri atau secara terperinci kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
Dilain pihak Clifford Geertz mengatakan bahwa kebudayaan  merupakan sistem mengenai konsepsi-konsepsi yang diwariskan dalam bentuk simbolik, dengan cara ini manuia dapat berkomunikasi, melestarikan, dan mengembangkan pengetahuan dan sikapnya terhadap kehidupan.
Dilihat dari definisi kebudayaan menurut Koentjaraningrat dan Clifford Geertz kita dapat mengetahui bahwa suatu kebudayaan dapat tercipta dari manusia. Kebiasaan manusia sebagai makhluk sosial inilah yang dapat mendorong terciptanya suatu kebudayaan. Suatu kebudayaan memiliki arti penting tersendiri bagi yang menjadi pengikutnya. Mereka menganggap bahwa kebudayaan itu bersifat turun menurun dan harus selalu dibudidayakan oleh masyarakat yang sepikiran dengan kebudayaan tersebut. Kebudayaan dapat terbentuk oleh beberapa individu di wilayah tertentu, dan pemilik dari kebudayaan tersebut disebut masyarakat. Kebudayaan sudah pasti dimiliki oleh masyarakat , tetapi masyarakat belum tentu mempunyai suatu kebudayaan. Kata masyarakat diambil dari Bahasa Arab yaitu musyarak yang diartikan sekelompok orang yang hidup dalam satu komunitas yang teratur.
Menurut Syaikh Taqyuddin An Nabhani, sekelompok manusia dapat dikatakan sebagai sebuah masyarakat apabila memiliki pemikiran, perasaan, serta sistem dan aturan yang sama. Jadi dapat diartikan bahwa suatu kebudayaan dapat tercipta dari sekelompok orang yang mendiami suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu yang memiliki pemikiran, perasaan, serta sistem dan aturan yang sama.
Sifat dari kebudayaan itu sendiri selalu sesuai dan seimbang dengan masyarakatnya, menjadi tetap jika pemiliknya dalam hal ini masyarakat yang tidak terjangkau dari lingkungan luar atau bisa menjadi berubah-ubah jika pemiliknya merasa kebudayaannya harus ditinggalkan. Perubahan kebudayaan itu diakibatkan oleh 2 macam sebab, yang pertama sebab yang berasal dari dalam yaitu masyarakat pendukungnya sendiri, dan yang kedua sebab yang berasal dari luar lingkungan masyarakat itu. Semua yang menimbulkan gerak yang nyata, yang menimbulkan perubahan dan kemajuan kebudayaan ialah sebab yang berasal dari luar. Setiap masyarakat menyesuaikan diri dengan menerima segala sesuatu yang baru dan cocok dengan kehidupannya , dan dari keterbukaan tersebut kebudayaan yang lama terpaksa harus ditinggalkan. Bertemunya satu kebudayaan dengan kebudayaan yang lain adalah akibat dari adanya ikatan atau hubungan antara para penduduknya, baik masyarakat seluruhnya ataupun sebagian dari masyarakat tersebut dan akibat dari ikatan tersebut ialah pengaruh dari kebudayaan lain, dengan begitu terjadilah pergantian kebudayaan antara kebudayaan yang lama dengan kebudayaan yang baru, walaupun pergantian kebudayaan tersebut tidak terjadi secara cepat dan signifikan, butuh banyak keyakinan untuk menggantikan kebudayaan yang lama. Sebagai contoh adalah siswa SMA, ketika duduk di bangku SMP dia belum mengenal dan merasa tidak membutuhkan benda yang bernama rokok tetapi setelah duduk di bangku SMA, dorongan-dorongan yang kuat dari teman, rasa ingin tahu yang mengebu-gebu membuat siswa tersebut mulai mencoba benda yang benama rokok tersebut dan setalah lulus SMA dan memasuki dunia perkuliahan, budaya merokok itupun sudah terlihat biasa di dirinya. Jadi kebudayaan itu sangat menyesuaikan pikiran, dan keinginan dari masing-masing individu di dalam masyarakat.
Suatu kebudayaan akan terus berlanjut apabila masyarakat pendukungnya tetap mempertahankannya. Tetap mencoba berinteraksi dengan lingkungan diluar maskyarakat tetapi memilah-milah mana kebudayaan yang cocok dan tidak cocok, mana kebudayaan yang dapat tergantikan dan mana yang tidak dapat tergantikan. Bagi kebudayaan yang tidak dapat tergantikan, maka kebudayaan tersebut akan terus berlangsung sampai masyarakat tersebut marasa tidak sepikiran lagi dengan kebudayaan tersebut. Olah karena itu diperlukan anggota-anggota baru di lingukungan masyarakat tersebut yang dilahirkan kemudian dilatih, diajarkan, dan dididik untuk menjadi anggota yang menggunakan kebudayaan di lingkungan masyarakat tersebut. Seperti kebudayaan yang sudah terkenal di Indonesia tepatnya di bali, penduduk asli hindu-bali sampai saat ini masih menjalankan kebudayaan mereka yang sering disebut potong gigi. Individu yang sudah dianggap beranjak dewasa atau remaja yang mengikuti kebudayaan ini di wajibkan mengikuti upacara manusa yadnya, dengan mengikis 6 gigi bagian atas yang berbentuk taring. Mereka meyakini tujuan mereka dari upacara ini ialah untuk mengurangi sifat buruk pada yang bersangkutan. Menurut masyarakat di dearah sana, kebudayaan ini harus terus dilestarikan, jadi mereka menurunkan kebudayaan ini kepada keturunan mereka. Berbeda dengan pendapat saya sendiri , menurut saya kebudayaan seperti itu saat ini tidak begitu menarik simpati banyak orang, mungkin akan banyak orang yang menghindari kebudayaan seperti itu, karena masyarakat sekarang lebih berfikir secara ilmiah, mereka berfikir bahwa gigi taring tersebut pasti mempunyai daya guna, jadi untuk apa gigi taring harus di kikis, dan saat pengikisannya pun pasti agak menyakitkan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa masyarakat tersebutlah yang membuat suatu kebudayaan , jika lingkungan di maskyarakat itu buruk maka akan tercipta juga kebudayaan yang buruk, contohnya di suatu daerah yang terbiasa dengan kebudayaan berjudi, sehingga di daerah tersebut istilah judi itu biasa dan tidak tabu lagi dan jika lingkungan di masyarakat tersebut baik maka akan tercipta pula kebudayaan yang baik, contohnya berpakaian yang sopan dan tutur kata yang baik.

Rabu, 13 Januari 2010

Puisi dr Kaskus ( Bagus deh )


jika seorang wanita menangis dihadapanmu,
Itu berarti dia tak dapat menahannya lagi.

Jika kamu memegang tangannya saat dia
menangis,
Dia akan tinggal bersamamu sepanjang hidupmu.

Jika kamu membiarkannya pergi,
Dia tidak akan pernah kembali lagi menjadi dirinya
yang dulu.

Selamanya....

Seorang wanita tidak akan menangis dengan
mudah,
Kecuali didepan orang yang amat dia sayangi.
Dia menjadi lemah.

Seorang wanita tidak akan menangis dengan
mudah,
Hanya jika dia sangat menyayangimu,
Dia akan menurunkan rasa egoisnya.

Jika seorang wanita pernah menangis karena mu,
Tolong pegang tangannya dengan pengertian.
Dia adalah orang yang akan tetap bersamamu
sepanjang hidupmu.

Jika seorang wanita menangis karenamu.
Tolong jangan menyia-nyiakannya.
Mungkin karena keputusanmu, kau merusak
kehidupannya.

Saat dia menangis didepanmu,
Saat dia menangis karnamu,
Lihatlah matanya....

Dapatkah kau lihat dan rasakan sakit yang
dirasakannya?

Pikirkan....
Wanita mana lagikah yang akan menangis
dengan murni, penuh rasa sayang,
Didepanmu dan karenamu......

Dia menangis bukan karena dia lemah
Dia menangis bukan karena dia menginginkan
simpati
atau rasa kasihan
Dia menangis,Karena menangis dengan diam-diam
tidaklah memungkinkan lagi.

Pikirkanlah tentang hal itu.
Jika seorang wanita menangisi hatinya untukmu,
Dan semuanya karena dirimu.
Inilah waktunya untuk melihat apa yang telah kau
lakukan untuknya.

Hanya kau yang tahu jawabannya....
Pertimbangkanlah, Karena suatu hari nanti
Mungkin akan terlambat untuk menyesal,
Mungkin akan terlambat untuk bilang 'MAAF'